almujadalah : 11

Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kamu dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat( al-Mujadalah : 11 )

Sabtu, 12 Mei 2012


SEDIKIT CERITA TENTANG BUYAH

Buyah adalah putra pertama dari KH.AHMAD ZAHID & NY.H MASFUFAH.
KH.AHMAD ZAHID adalah putra ke 8 KH.ABDUL JAMIL dari 9 bersaudara. Saudara-saudara beliau adalah Kh.Abbas, Kh.Anas, kh.Akyas, Kh.Ilyas, Ny.H.Nadroh, Ny.H.Sri, Ny.H.Mandah,  Kh.Ahmad Zahid (Bpanya Buyah) Dan Nyai.H.Khalimah (ibu dr kh.amiruddin).
Buyah mempunyai 3 saudara. KH.NASIRUDIN ZAHID, KH.ANWARUDIN ZAHID, NYAI.AZIZAH (meninggal waktu kecil).
Ndalem buyah yaitu tepatnya di rumah yg sekarang di tempati kg.mb0ng (asyakiroh).
Buyah dulu ketika tamat aliyah mondok di jawa tengah tepatnya jawa timur jombang peterongan krang lebih 2th, kemudian pasaran di lirboyo di ndalemnya KH.MAHRUS ALI. setelah itu beliau mondok di jawa tengah tepatnya di sarang rembang kurang lebih 4th tepatnya di ndalem KH.MAIMUN ZUBEI, yg kemudian d susul oleh ke2 adiknya kyai.nasir dan kyai.anwar. setelah pulang dr pondok beliau di nikahkan dg NYAI.H.NIHAYAH binti KH.BUSYROL KARIM & NY.H KHURMA...

Ke 3 bersaudara(buyah, KHHhH.nasir, KH.anwar) terkenal dengan kealimannya , buyah terkenal dengan ahli segalanya fiqih, usul fiqih, nahwu sorof, arud, mantek, balagoh, qiroah sab.ah.dll. Begitupun ke2 adikna kyai.nasirudin ahli dalam nahu sorof, usfiq, fiqih dll.
 kyai.nasir mempunyai 5 putra/i. Kg.Leli, Kg.Farid, Kg.Haris, Kg.Lutfi, Dan Kg.Zidni (suami dr nok.endah)

Buyah wafat di RS.GUNUNG JATI th 1994. karna sakit gula darah yang sudah menyerang jantung, ginjal di usia 54 dengan di dampingi putranya KH. Adib dan KH. Amiruddin  menantu sekaligus adik sepupunya.

1.      Kang Diana putri pertama dari KH.Amiruddin pernah mondok di lirboyo selama 3 tahun.
 2.      Gus Emil putra kedua dari KH. Amiruddin sekarang sedang menimba ilmu di lirboyo sudah 2 hampir 3 tahun.
3.      Gus Ayung putra ke tiga dari KH Amiruddin tahun 2012 ini insyaAllah akan menyusul
4.      Bayi salsa putri pertama dari KH wawan sedang menimba ilmu di jawa tengah dikediamam KH . Sahal Mahfudz
5.      Gus Hikam putra kedua dari KH. Adib akan meniba ilmu di jawa tengah di kediaman KH. Maimun Zuber
6.      Dan gus Abil putra pertama dari KH. Aris ni’matullah ( kang imat ) akan menyusul bersama gus Hikam.
informasi ini dikutip dari alinaaroh@groupfacebook.com yang ditulis oleh kang diana.



Jumat, 13 April 2012

Mengikat Hikmah Haul Akbar Buntet Pesantren


Buah pena Naira Nishwa Khan
Haul Buntet Pesantren pada tanggal 07 April 2012, berbondong-bondong tamu dari dalam maupun luar Buntet. Begitu banyak pengunjung yang menghadiri acara tersebut, termasuk saya sebagai salah satu alumni buntet, tepatnya di pondok pesantren Al-Inaaroh, atas asuhan KH.Adib Rofiuddin Izza. 
Masih ingat jelas kenangan-kenangan indah di pondok ini. Banyak cinta, keluarga, serta ilmu yang dulu amat sangat minim untuk saya ketahui. Kembali bertemu kyai, nyai, teman-teman seperjuangan, rasanya sangat mengikat hati untuk kembali ke tempat ini.

Di tempat ini tidak selalu ada tawa, kadang juga airmata. Airmata sedih maupun bahagia, merasakan bagaimana jauh dari keluarga, merasakan bagaimana harus hidup prihatin, merasakan sulitnya mendapatkan ilmu, sulitnya menghafal, sulitnya belajar disiplin, sulitnya menghemat jika akhir bulan mencekik. Merasakan bagaimana bahagianya bisa mengikuti haflah Al-Qur'an, bahagianya bisa makan bersama dalam nampan, bahagianya pulang setelah lama menahan rindu.

07 April 2012

Kembali, saya menginjakan kaki di tempat tercinta ini. Banyak yang berubah setelah lama tak kembali, rindu sekali tempat ini. Sesampai di pondok, langsung aku menyusuri ruang demi ruang di pondok tercinta, mengingat-ingat kisah demi kisah di tempat ini. Sayang, tidak sempat mengambil setiap gambar untuk diabadikan, hanya foto di bawah ini yang saya abadikan.


Gerbang Biru.. (kami menyebutnya seperti itu)
Gerbang ini tidak pernah berubah, selalu berwarna biru. Semenjak awal aku masuk sampai sekarang jadi alumni, gerbang iini masih utuh dengan kemilau birunya. Gerbang yang menjadi saksi bisu atas para santri, gerbang yang menjadi pembatas antara pondok putra dan putri, gerbang yang apabila pintunya terbuka membuat para santri bahagia, karena bisa saling melihat atau mencari sang pujaan hati, meskipun samar. Gerbang ini menjadi saksi saat aku dan dia berpisah, menjadi saksi airmataku jatuh melihat dia pergi, oh beberapa tahun lalu tentunya. Gerbang ini pun menjadi saksi, saat aku dan ke-7 teman melewati gerbang dengan di tonton sebegitu banyak santi putra maupun putri sebab mendapat sangsi karena bolos sekolah, dengan memakai kalung besar yang terbuat dari kertas karton bertuliskan"Aku Bolos Sekolah". Gerbang ini menjadi saksi susah senangnya menjadi santri, saksi.

Lanjut lagi, mata sudah berair...

Malam ahad, seluruh alumni dikumpulkan. Pelajaran yang diambil ketika itu adalah bahwa "Persatuan itu gampang, tapi kesatuan yang sulit. Di pondok ini kita banyak mengharap berkah, ilmu manfaat, setelah selesai? kenapa kita tidak kembali lagi kesini, bagaimana kita berterimakasih. Kyai minta kita selalu saling menjaga tali silaturhmi, selalu dalam kesatuan,"


Al-Inaaroh...
Saya bangga pernah di tempat ini, duduk samping orang-orang berilmu, mencium punggung tangan kyai, juga nyai. Terimakasih untuk ketulusan serta kesabaran dalam membimbing kami, mengajari kami dengan kebesaran hati. 


Buntet Pesantren Cirebon

Sekilas Pondok Buntet Pesantren Cirebon



Buntet Pesantren adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang umurnya cukup tua. Berdiri sejak abad ke 18 tepatnya tahun 1785. Menurut catatan sejarah seperti yang tertulis dalam buku Sejarah Pondok Buntet Pesantren karya H. Amak Abkari, bahwa tokoh Ulama yang pertama kali mendirikan Pesantren ini adalah seorang Mufti Besar Kesultanan Cirebon bernama Kyai Haji Muqoyyim (Mbah Muqoyyim)

Bermula karena beliau memiliki sikap non kooperatif terhadap penjajah Belanda waktu itu, sehingga lebih kerasan (betah) tinggal dan mengajar di tengah masyarakat ketimbang di Istana Kesultanan Cirebon. Rupanya, setelah merasa cocok bertempat tinggal di perkampungan dan memberikan dakwah keagamaan, akhirnya beliau mendirikan sebuah pondok pesantren yang cukup terekenal bernama PONDOK BUNTET PESANTREN.

Masih menurut catatan sejarah, tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren Buntet, letaknya di Desa Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa makan santri yang sampai sekarang masih utuh.


Letak Pesantren

Di tempat yang sekarang ini berada, pesantren ini posisinya ada di antara dua Desa: + 80% Pesantren ini menjadi wilayah administratif Desa Mertapada Kulon dan sisanya bagian Barat milik Desa Munjul. Pesantren ini sendiri bukanlah nama Desa, melainkan hanya tempat/padepokan santri. Namun seiring dengan perkembangan zaman, dari ratusan tahun yang lalu, penduduk pesantren ini makin lama makin berkembang. Kepadatannya cukup besar.

Pesantren ini mirip sebuah desa. Justru bila mencari Pondok Pesantren Buntet di Desa Buntet, yang letaknya bersebelahan, tidak akan ketemu, sebab letak pesantren ini di antara Desa Mertapada dan Munjul. Sebelah Utara Pesantren ini dibatasi oleh Buntet Desa; sebelah Timur Desa Mertapada (LPI); Sebelah Selatannya adalah Desa Kiliyem dan sebelah Barat adalah Desa Munjul

Rabu, 11 April 2012

sekilas info pribadi KH.Adib Roffi'uddin IZZA

Beliau merupakan putra pertama KH. Izzuddin bin KH. Ahmad Zahid dengan Nyai Hj. Niyahah binti KH. Busyrol Karim. Lahir dari keluarga Kyai dalam lingkungan pesantren yang penuh dengan nilai - nilai keislaman. 

Ayahanda beliau merupakan seorang tokoh ulama yang sangat disegani oleh banyak ulama dimasanya. Diantara tokoh ulama Indonesia yang merupakan kawan-kawan dekat beliau adalah KH. Kholil Bisri Mustofa, KH. Sahal Mahfud, KH. Maimun Zuber (yang juga guru beliau), dan banyak lagi yang lainnya.

Ayahanda Beliau juga pernah mendapat kunjungan dari Syech Yasin Al Padani, juga kedatangan ulama betawi KH. Syafi'i Hadzami atas undangannya serta masih banyak tokoh ulama yang pernah menghadiri dan datang ke Buntet Pesantren pada masanya.

Cerita - cerita yang berkembang di masyarakat buntet tentang kemasyhuran Sang Kakek dengan berbagai Karomahnya dapat kita dengar hingga saat ini.
sepertinya halnya KH. Anwaruddin Krian yang pada masanya menunaikan ibadah haji dengan menaiki ikan Cucut, KH. Busyrol Karim yang telah wafat di Buntet Pesantren namun beberapa tahun kemudian hidup didaerah Sumatra dan ketika wafat kembali, murid beliau dari Sumatra datang untuk memberitahukan keluarga di Buntet Pesantren. Banyak cerita menarik tentang Karomah pada Kyai di Buntet Pesantren Cirebon. Salah satu Pesantren Tertua di Jawab Barat ini terlalu banyak menyimpan sejarah dan keunikan. Berdirinya Pesantren Buntet sendiri yang telah dipuasai selama 12 tahun oleh pendirinya KH. Muqoyyim.

Melihat sejarah latar belakang KH. Adib Rofi'uddin Izza adalah sangat wajar bila Beliau menjadi seorang ulama kharismatik saat ini. Didikan keras keluarga dan para gurunya telah membentuk pribadinya menjadi seorang Kyai yang bersahaja. Siapapun orang dengan latar belakang yang berbeda dapat menemui beliau dengan mudah (tokoh politik, artis, publik figur sampai wong cilik) semuanya dapat bersantai dan bercengkrama di kediaman beliau.

Hasil pernikahan KH. Adib Rofi'uddin Izza dengan nyai Hj. Syarifah Putri KH. Hamid Anas telah melahirkan 1 orang putra dan 3 orang putri..

Saat ini beliau banyak mengabdikan diri pada Lembaga - Lembaga Pendidikan Islam seperti sebagai :

- Ketua Umum YLPI Buntet Pesantren Cirebon
- Rois Syuriah PBNU
- Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Inaaroh BPC
- Ketua Dewan Penasehat Majlis Dzikir Sinar Fatih
- dan yang lainnya.

Dedikasi beliau untuk islam lewat pendidikan pesantren, ceramah-ceramah, pembicara nasional telah membawa angin segar dan pencerahan bagi Umat Islam di Indonesia. Semoga Beliau dapat terus berkarya untuk negeri tercinta Indonesia.